Pohon Kepuh

 Pohon Kepuh (Pranajiwa)

Di Indonesia, terutama di Jawa dan Bali, pohon kepuh (Sterculia foetida) sering kali dijumpai tumbuh di daerah-daerah angker dan keramat seperti punden, kuburan, dan tempat-tempat yang jarang didatangi manusia. Lantaran tempat hidupnya dan ukuran batang serta bentuk buahnya, pohon kepuh acapkali dianggap sebagai pohon bagaspati.

Namun dibalik mitos yang angker sebagai tanaman bagaspati, pohon kepuh ternyata memiliki berbagai manfaat. Hampir semua bagian tanaman dari kulit batang, daun atau buah dan bijinya sering dimanfaatkan sebagai campuran jamu. Kulit pohon dan daun dapat digunakan sebagai obat untuk beberapa penyakit antara lain rheumatic, diuretic, dan diaphoretic. Kulit buah Kepuh juga dapat digunakan sebagai bahan ramuan untuk membuat kue dan bijinya dapat dimakan.

Kayu pohon kepuh atau pranajiwa dapat digunakan sebagai konstruksi bangunan, bahan pembuat kapal, kotak kontainer, dan kertas pulp. Biji kepuh mengandung minyak nabati yang terdiri atas asam lemak (asam sterkulat) yang dapat dimanfaatkan sebagai ramuan kosmetik, sabun, shampo, pelembut kain, pewarna alami, dan plastik.

Asam lemak minyak Kepuh juga dapat digunakan sebagai zat adaptif biodiesel (biofuel). Bahkan beberapa masyarakat sejak dulu telah mengolah biji kepuh untuk diambil minyaknya, yang berguna sebagai minyak lampu, maupun minyak goreng.

Sekarang tergantung kita, tetap mau menganggap kepuh (Sterculia foetida) sebagai pohon Bagaspati yang menyeramkan atau tumbuhan dengan berbagai manfaat mulai obat-obatan, kosmetik, hingga bahan biofuel?.
 

Comments